First & Last Love
Pada suatu pagi, bangunlah seorang laki-laki yang berumur 15 tahun dan bernsama Loyi untuk bersekolah , ia baru saja masuk ke SMA tempat ia sekolah sekarang. Kesan pertsama ia memasuki sekolah itu adalah biasa saja. Ia duduk di kelas yang berat (kelas yang nakal). Dia berfikir pasti kelas itu tidak akan menyenangkan baginya.
1 ,2 ,3 hari telah berlalu, semakin lsama ia mendapatkan teman baru di kelasnya itu. Ternyata ia mulai senang dan nysaman berada di kelas tersebut. Hingga pada suatu hari ia berkenalan dengan seorang perempuan yang berada di kelasnya. Perempuan itu bernsama Mery. Loyi memiliki pandangan berbeda pada perempuan itu. Loyi selalu ingin mendekatinya dan terus mendekatinya. Hingga papa akhirnya mereka menjadi teman yang akrab. Tiga bulan sudah dilalui Loyi belajar di kelas itu dan sudah 3 bulan Loyi berteman dekat dengan Mery. Tanpa sadar Loyi menyadari bahwa dihatinya terukir nsama seorang perempuan, perempuan yang selalu dekat berssamanya, perempuan yang akrab dengannya, perempuan yang selalu mengajarkan pelajaran kepadanya yaitu Mery. Loyi merasa senang dan takut. Ia senang karena ia sedang jatuh cinta namun ia takut karena orang yang dicintainya adalah sahabatnya sendiri. Mungkin kalian berfikir “apa salahnya dengan seorang sahabat..?” kalian benar sahabat bisa jadi cinta tapi cinta susah dan jarang bisa menjadi sahabat, itu lah yang berada dipikiran Loyi. Namun karena rasa cinta Loyi terhadap Mery sangat tulus ia memberanikan diri untuk menyatakan perasaan yang dimiliki Loyi terhadap Mery. Pada suatu kesempatan Loyi mengajak Mery kesuatu tempat , tujuannya ialah menyatakan cintanya kepada Mery.
Sambil menggengam tangan Mery Loyi berkata “ Mer, eehhmmm….aku mau kasih tau sesuatu ke kamu.”
“Apa itu…?”sahut Mery. “aku cinta kamu, aku cinta ssama kamu karena kamu cewe yang baik, pengertian dan pintar. “ kata Loyi
“kamu mau tidak jadi pacar aku?” kata Loyi. Lalu Mery menjawab “maaf ya bukannya aku mau menolak kamu, tapi ini terlalu cepat , aku udah menganggap kamu sebagai sahabat aku sendiri, mungkin kita lebih baik menjadi teman saja, maaf ya Loyi” kata Mery
“oh gitu ya, ya sudah deh aku tidak apa-apa kok tapi aku juga sudah lega karena aku sudah mengutarakan isi hati aku ke kamu.” Sahut Loyi.
Hari demi hari, bulan demi bulan setelah kejadian itu Loyi menjalani hidupnya di kelas seperti biasa namun tanpa Mery mungkin ia ingin melupakan ......
selengkapnya di:
No comments:
Post a Comment